Sabtu, 25 Juni 2011

Renggong

Oleh : birrizamrock@yahoo.co.id

Air hujan mengguyur pelataran rumah. Bergemuruh merasuk ketelinga. Mungkin pohon pisang di belakang rumah, terhuyung rapuh. Bruuk. Roboh karena sangking kencangnya guyuran angin hujan. Di kandang terdengar ramai. Suara hewan-hewan peliharaanku kencang bersuara, rakaruan kerasnya. Aku cuma berkomentar kepada Emak “ ketakutan karena petir-petir yang keras itu, mungkin?”
Emak hanya mengangguk saja, tak bersuara. Entah karena faham dengan keteranganku atau diam karena takut ketelanya gosong, atau mengamati suara geluduk? Kalo sudah bergitu, Emak membiarkanku untuk mengurusi hewan-hewan itu atau tidak. Di serahkan kepadaku.


Aku mencoba melihat keadaan luar rumah. Ku seka Tirai jendela rumahku, mataku serius memandang ke arah pelataran. Penuh waspada. Namun tak kutemukan bangkai-bangkai yang mati, hanya aku mendengarkan suara-suara bentakan. Agak keras.
“Biarkan aku berlari bersama hembusan angin. Tak usah kau menghalangiku”.
Suara itu menghentakkan hatiku yang baru tegang karena guyuran hujan. Kemudian, karena rasa penasaranku selalu menggelitik hatiku unutk mengetahui dari mana arah suara itu, ku mendekat ke tembok dan ku dekatkan telingaku.
Uhh.......................’’
Bersambung...............................

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons