Sabtu, 25 Juni 2011

Apa itu kebahagiaan?


Oleh : Mukhlis Muhammad*
Hidup merupakan teka-teki dan penuh dengan lika-liku. Ibarat sebagaimana sebuah jalan. Kehidupan pun tidak bisa di tebak, apakah nanti cerah atau tidak. Namun kehidupan yang cerah itu bisa ditempuh dengan cara bersusah payah dan penuh dengan pengorbanan. Bisa kita lihat dilingkungan sekitar kita, sebagai contoh tokoh yang sukses orang-orang yang menimba sebuah pengetahuan dengan sungguh-sugguh.
Orang yang bahagia itu seperti apa sih? Apakah orang yang ketika dipandang kehidupannya mewah? Apa orang yang berpendidikan tinggi? Apakah seperti anak kecil yang setiap paginya selalu memungut sampah namun merasa cukup ?


Begitulah gambaran kehidupan yang suatu saat nanti kita alami. Banyak orang sarjana namun juga belum mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan profesinya. Mereka masih mencari –cari namun belum mendapatkan apa yang diharapkannya. Banyak pula orang yang tak pernah duduk dibangku pendidikan yang setiap harinya cuma memungut sampah, tapi mereka dapat mencukupi kehidupan sehari-hari.
Banyak orang yang dipandang bahagia tapi mereka masih belum merasakan kebahagiaan. Kira-kira apa ya yang membuat mereka tidak bahagia? Padahal mereka memiliki harta yang melimpah, mobil mewah! apa mereka masih merasa kurang puas akan apa yang dimilikinya? jika memang demikian, lantas apa yang membuat mereka puas? Dan untuk siapa sebenarnya kebahagiaan itu?
Menurut DR. ‘Aid al-Qorni, kebahagiaan itu bukanlah sebuah istana yang megah didalamnya terdapat aneka ragam yang berharga dengan diliputi taman yang indah mempesona, kebahagiaan bukan terletak pada cek yang dicairkan, tidak pada kendaraan yang dibeli, bukan pada wangi bunga yang semerbak, bukan gandum yang ditumbuk, dan bukan pula kain yang dibentangkan.
Kebahagiaan itu adalahkeriangan hati,karena kebenaran yang dihayatinya. Kebahagiaan adalah kelapangan dada karena prinsip yang menjadi pedoman hidup. Juga, kebahagiaan adalah ketenangan hatikarena kebaikan disekelilingnya.
Anggapan kita, ketika berhasil memperluas rumah, ketika berhasil memperbanyak barang, berhasil menumpuk sesuatu yang kita senangi, dan ketika berhasil mendapatkan pasangan hidup yang merupakan incaran banyak orang, kita akan bahagia, senang dan gembira. Semua itu justru menjadi sebab jiwa resah, tertekan, dan hanya menambah masalah. Karena bagaimanapun, segala sesuatu akan membawa keresahan dan kesuntukan.
Seorang reformasi terbesar, Rosulullah SAW, ternyata pernah hidup dalam kefakiran, sering membolak-balikan tubuhnya ditempat tidur karena kelaparan. Disaat seperti itu, tak sebiji kurmapun yang bisa ditemukan untuk menahan rasa laparnya. Meski begitu beliau masih merasa bahagia, tidak banyak tekanan dan bersabar. Itu semua tercipta pada diri Rosulullah SAW karena beliau memiliki hati yang tenang dan kelapangan dada.
Sobat……!jika kita bisa meniru seperti Rosul pasti akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semoga kebahagiaan selalu menyertai kita. Amiiin……!
* Nama pena dari Muhammad Mukhlis, mahasiswa semester VII STAIP Fakultas Tarbiyah Weekend
www.lpmbemstaipati.blogspot.com

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons