Senin, 04 Oktober 2010

Eat, Pray, Love, Perjuangan Mencari Jati Diri


Arifinhamz
05/10/2010 10:25 | Film
Liputan6.com, Jakarta: Mulai pekan ini, film Eat, Pray, Lovemencoba menggoda penonton di Jakarta. Film ini "layak" menjadi perhatian, karena terkait setting cerita yang mengambil lokasi di Ubud, Bali. Bahkan, proses pengambilan gambar pemeran utama film ini, Julia Robert, sempat menarik perhatian publik di Tanah Air.

Film ini diangkat dari novel karya Elizabeth Gilbert yang menceritakan pengalaman pribadi sang penulis dalam proses pencarian jati diri. Film yang disutradarai oleh Murphy ini bukan hanya bersetting di Bali, tapi juga Italia dan India.


Dikisahkan, memasuki usia tiga puluh tahun Elizabeth Gilbert (Liz) telah mendapatkan semua yang diinginkan seorang wanita Amerika Serikat modern. Selain seorang suami dan sebuah rumah, Liz yang ambisius dan terpelajar juga punya karier yang cemerlang sebagai penulis

Bukannya bahagia, ia justru menjadi panik, sedih, dan bimbang menghadapi kehidupan. Liz merasakan pedihnya perceraian, depresi, kegagalan cinta, dan kehilangan pegangan dalam hidupnya.



Untuk memulihkan dirinya, Liz pun mengambil langkah yang cukup ekstrem. Ia meninggalkan pekerjaan dan orang-orang yang dikasihinya untuk melakukan petualangan seorang diri. Berkeliling dunia.

Bagi seorang perempuan yang berpenampilan menarik, perjalanan solo itu jelas petualangan seru. Makan, doa, dan cinta, adalah catatan kejadian di bulan-bulan pencarian jati dirinya itu. Dalam petualangannya itu, Liz menetapkan tujuan ke tiga tempat berbeda. Di setiap negara, ia meneliti aspek kehidupan dengan latar budayanya masing-masing.

Italia menjadi tempat tujuan pertamanya. Di negeri itu, Liz mempelajari seni menikmati hidup dan belajar bahasa Italia. Tak lupa, ia juga mengumbar nafsu makannya dengan menyantap aneka masakan Italia yang enak-enak. Wajar saja jika bobot tubuhnya pun bertambah 12 kilogram. 

Dari Italia, Liz bertolak menuju India. Di negeri ini dia mempelajari seni devosi atau penyerahan diri di sebuah Ashram atau padepokan Hindu. Ia menghabiskan waktu empat bulan untuk mengeksplorasi sisi spiritualnya.

Akhirnya, Bali menjadi tujuan terakhirnya. Di Pulau Dewata itulah, wanita matang ini menemukan tujuan hidupnya, yakni kehidupan yang seimbang antara kegembiraan duniawi dan ketenangan batin. 

Ia menjadi murid seorang dukun tua bernama Ketut Liyer yang juga seorang pelukis dan peramal lewat bacaan garis tangan. Liz juga bersahabat dengan Wayan, penjual jamu tradisional Bali yang djuga diperankan aktris Indonesia, Christine Hakim. 

Bisak Liz menemukan keseimbangan dalam hidupnya? Kita tunggu saja filmnya diputar di bioskop-bioskop di Tanah Air.(JAY/SHA)

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons