§ "Berbahagialah dia yang makan dari
keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena
pengalamannya sendiri " (Mama/Nyai Ontosoroh, hal 39)
§ "Seorang terpelajar harus juga belajar
berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan. (Jean Marais, hal 52)
§ "Cinta itu indah, Minke, terlalu indah,
yang bisa didapatkan dalam hidup manusia yang pendek ini. (Jean Marais, 55)
§ "Tak ada cinta muncul mendadak, karena dia
anak kebudayaan, bukan batu dari langit. (Jean Marais, 55)
§ "Melawan, Minke, dengan segala kemampuan
dan ketakmampuan. (Jean Marais, 60)
§ "Hidup bisa memberikan segala pada barang
siapa tahu dan pandai menerima. (Mama, 73)
§ "Jangan anggap remeh si manusia, yang
kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu
setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat
menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia
takkan bakal bisa kemput. (Mama, 119)
§ "Cerita tentang kesenangan selalu tidak
menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya , tapi tentang
surga, dan jelas tidak terjadi di atas bumi kita ini. (Mama, 120)
§ "Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan
kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya . (Minke, 135)
§ "Semakin tinggi sekolah bukan berarti
semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas. (Bunda, 138)
§ "Kau terpelajar, cobalah bersetia pada
katahati. (Jean Marais, 203)
§ "Suatu bangsa yang telah mempertaruhkan
jiwa-raga dan harta benda untuk segumpal pengertian abstrak bernama kehormatan.
(Miriam de la Croix, 212)
§ "Melawan pada yang berilmu dan
berpengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan. (Miriam de la Croix, 213)
§ "Suatu masyarakat paling primitif pun,
misalnya di jantung Afrika sana, tak pernah duduk di bangku sekolah, tak pernah
melihat kitab dalam hidupnya, tak kenal baca-tulis, masih dapat mencintai
sastra, walau sastra lisan. (Magda Peters, 233)
§ "Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin
mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra,
kalian tinggal hanya hewan yang pandai. (Magda Peters, 233)
§ "Tak pernah ada perang untuk perang. Ada
banyak bangsa yang berperang bukan hendak keluar sebagai pemenang. Mereka turun
ke medan perang dan berguguran berkeping-keping seperti bangsa Aceh sekarang
ini...ada sesuatu yang dibela, sesuatu yang lebih berharga daripada hanya mati,
hidup atau kalah-menang. (Jean Marais, 250)
§ "Cinta tak lain dari sumber kekuatan tanpa
bendungan bisa mengubah, menghancurkan atau meniadakan, membangun atau
menggalang. (Dr.
Martinet, 279)
§ "Barang siapa tidak tahu bersetia pada
azas, dia terbuka terhadap segala kejahatan: dijahati atau menjahati. (Mama, 4)
§ "Nama berganti seribu kali dalam sehari,
makna tetap. (Mama,
20)
§ "Kalau hati dan pikiran manusia sudah tak
mampu mencapai lagi, bukankah hanya pada Tuhan juga orang berseru? (Panji Darman/Jan Dapperste, 33)
§ "Kau pribumi terpelajar! Kalau mereka itu,
pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau
harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu. (Jean Marais, 55)
§ "Mendapat upah karena menyenangkan orang
lain yang tidak punya persangkutan dengan kata hati sendiri, kan itu dalam seni
namanya pelacuran? (Jean Marais, 59)
§ "Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama.
kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama
yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan
kehebatannya—kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan
nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap
penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya. (Mama, 77)
§ "Benih yang tidak sempurna akan punah
sebelum berbuah. (Mama,
79)
§ "Jangan agungkan Eropa sebagai keseluruhan.
Di mana pun ada yang mulia dan jahat. Di mana pun ada malaikat dan iblis. Di
mana pun ada iblis bermuka malaikat, dan malaikat bermuka iblis. Dan satu yang
tetap, Nak, abadi : yang kolonial, dia selalu iblis. (Mama, 83)
§ "Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih
dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin,
akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)
§ "Dengan ilmu pengetahuan modern, binatang
buas akan menjadi lebih buas, dan manusia keji akan semakin keji. Tapi jangan
dilupakan, dengan ilmu-pengetahuan modern binatang-binatang yang sebuas-buasnya
juga bisa ditundukkan. (Khouw Ah Soe, 90)
§ "Pernah kudengar orang kampung bilang:
sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar
dosa adalah dosa anak kepada ibunya. (Robert Suurhorf, 98)
§ "Inilah jaman modern, Minke, yang tidak
baru dianggap kolot, orang tani, orang desa. Orang menjadi begitu mudah
terlena, bahwa di balik segala seruan, anjuran, kegilaan tentang yang baru
menganga kekuatan gaib yang tak kenyang-kenyang akan mangsa. Kekuatan gaib itu
adalah deretan protozoa, angka-angka, yang bernama modal. (Miriam de La Croix, 107)
§ "Apa akan bisa ditulis dalam Melayu? Bahasa
miskin seperti itu? Belang bonteng dengan kata-kata semua bangsa di seluruh
dunia? Hanya untuk menyatakan kalimat sederhana bahwa diri bukan hewan. (Minke, 114)
§ "Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang
takkan mengenal bangsanya sendiri. (Kommer, 119)
§ "Kartini pernah mengatakan : mengarang
adalah bekerja untuk keabadian. (Kommer, 121)
§ "Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa
hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang
pada penderitaannya saja, dia sakit. (Kommer, 199)
§ "Kehidupan lebih nyata daripada pendapat
siapa pun tentang kenyataan. (Kommer, 199)
§ "Selama penderitaan datang dari manusia,
dia bukan bencana alam, dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia. (Kommer, 204)
§ "Revolusi Perancis, mendudukkan harga
manusia pada tempatnya yang tepat. Dengan hanya memandang manusia pada satu
sisi, sisi penderitaan semata, orang akan kehilangan sisinya yang lain. Dari
sisi penderitaan saja, yang datang pada kita hanya dendam, dendam semata...(Kommer, 204)
§ "Orang rakus harta benda selamanya tak
pernah membaca cerita, orang tak berperadaban. Dia takkan pernah perhatikan
nasib orang. Apalagi yang hanya dalam cerita tertulis. (Mama, 382)
§ "semua yang terjadi di kolong langit ini
adalah urusan setiap orang yang berfikir. (Kommer, 390)
§ "Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang
yang berperasaan dan berpikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan
orang yang memang berjiwa kriminil, biar pun dia sarjana. (Kommer, 390)
§ "...dan modern adalah juga kesunyian
manusia yatim-piatu dikutuk untuk membebaskan diri dari segala ikatan yang
tidak diperlukan: adat, darah, bahkan juga bumi, kalau perlu juga sesamanya. (Minke, 2)
§ "Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun
tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat
manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang
ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. (Von Kollewijn, 32)
§ "Persahabatan lebih kuat dari pada panasnya
permusuhan. (Bunda/Minke,
46)
§ "Dahulu, nenek moyangmu selalu mengajarkan,
tidak ada yang lebih sederhana daripada hidup: lahir, makan-minum, tumbuh,
beranak-pinak dan berbuat kebajikan. (Bunda, 65)
§ "Setiap hak yang berlebihan adalah
penindasan. (Minke,
82)
§ "Orang Belanda sering membisikkan:
berbahagialah mereka yang bodoh, karena dia kurang menderita. Berbahagialah
juga kanak-kanak yang belum membutuhkan pengetahuan untuk dapat mengerti. (Minke, 113)
§ "Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah
masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri. (Minke, 113)
§ "Apa bisa diharapkan dari mereka yang hanya
bercita-cita jadi pejabat negeri, sebagai apapun, yang hidupnya hanya penantian
datangnya gaji? (Minke,
163)
§ "Tak mungkin orang dapat mencintai negeri
dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak
mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan
untuknya. (Minke, 202)
§ "Berbahagialah dia yang tak tahu sesuatu.
Pengetahuan, perbandingan, membuat orang tahu tempatnya sendiri, dan tempat
orang lain, gelisah dalam alam perbandingan. (203, Minke)
§ "Setiap permulaan memang sulit. Dengan
memulai setengah pekerjaan sudah selesai, kata pepatah. (Van Heutsz, 264)
§ "...bila akar dan batang sudah cukup kuat
dan dewasa, dia akan dikuatkan oleh taufan dan badai. (Raden Tomo, 277)
§ "Jangan Tuan terlalu percaya pada
pendidikan sekolah. Seorang guru yang baik masih bisa melahirkan bandit-bandit
yang sejahat-jahatnya, yang sama sekali tidak mengenal prinsip. Apalagi kalau
guru itu sudah bandit pula pada dasarnya. (Frischboten, 291)
§ "Tetapi manusia pun bisa mengusahakan
lahirnya syarat-syarat baru, kenyataan baru, dan tidak hanya berenang diantara
kenyataan-kenyataan yang telah tersedia. (Minke, 339)
§ "Semua ditentukan oleh keadaan, bagaimanapun
seseorang menghendaki yang lain. Yang digurun pasir takkan menggunakan bahtera,
yang di samudera takkan menggunakan onta. (Minke, 394)
§ "Tanpa wanita takkan ada bangsa manusia.
Tanpa bangsa manusia takkan ada yang memuji kebesaranMu. Semua puji-pujian
untukMu dimungkinkan hanya oleh titik darah, keringat dan erang kesakitan
wanita yang sobek bagian badannya karena melahirkan kehidupan. (Minke, 430)
§ "Di balik setiap kehormatan mengintip
kebinasaan. Di balik hidup adalah maut. Di balik persatuan adalah perpecahan.
Di balik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah.
Jangan terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya. Jalan tengah—jalan ke arah
kelestarian. (Minke,
442)
§ "Betapa sederhana hidup ini sesungguhnya
yang pelik cuma liku dan tafsirannya. (Pangemanann, 38)
§ "Nilai yang diwariskan oleh kemanusiaan
hanya untuk mereka yang mengerti dan membutuhkan. Humaniora memang indah bila
diucapkan para mahaguru—indah pula didengar oleh mahasiswa berbakat dan toh
menyebalkan bagi mahasiswa-mahasiswa bebal. Berbahagialah kalian, mahasiswa
bebal, karena kalian dibenarkan berbuat segala-galanya. (Pangemanann, 39)
§ "Hidup sungguh sangat sederhana. Yang
hebat-hebat hanya tafsirannya. (Pangemanann, 46)
§ "Orang begitu tabah menghadapi kehilangan
kebebasannya, akan tabah juga kehilangan segala-galanya yang masih tersisa. (Pangemanann, 53)
§ "Seorang tanpa prinsip adalah sehina-hina
orang manusia setengik-tengiknya. (Pangemanann, 73)
§ "...soalnya memang kertas-kertas yang lebih
bisa dipercaya. Lebih bisa dipercaya daripada mulut penulisnya sendiri. (Tuan L, 92)
§ "Setiap tulisan merupakan dunia tersendiri,
yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian. (Pangemanann, 138)
§ "...dan apalah artinya kebahagiaan kalau
bukan rangkaian kesenangan detik demi detik tanpa nurani berjingkrak-jingkrak
menggugat. (Pangemanann, 141)
§ "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. (Minke, 352)
§ "Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat
yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada
pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya. (Pangemanann, 409)
§ "Sejak jaman nabi sampai kini, tak ada
manusia yang bisa terbebas dari kekuasaan sesamanya, kecuali mereka yang
tersisihkan karena gila. Bahkan pertama-tama mereka yang membuang diri, seorang
diri di tengah-tengah hutan atau samudera masih membawa padanya sisa-sisa
kekuasaan sesamanya. Dan selama ada yang diperintah dan memerintah, dikuasai
dan menguasai, orang berpolitik. (Minke, 420)
§ "Kita semua harus menerima kenyataan, tapi
menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi
berkembang. Karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau
tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka “kemajuan” sebagai
kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia. (Minke, 436)
§ "Pada akhirnya persoalan hidup adalah
persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka mati
sekali daripada berkali-kali. (Pangemanann, 443)
§ "Bagaimanapun masih baik dan masih
beruntung pemimpin yang dilupakan oleh pengikut daripada seorang penipu yang
jadi pemimpin yang berhasil mendapat banyak pengikut. (Pangemanann, 443)
§ "Gairah kerja adalah pertanda daya hidup;
dan selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan
dengan maut. (Pangemanann,
460)
0 komentar:
Posting Komentar