Senin, 10 September 2012

opini mppk


Opini MPPK
Dalam sebuah susunan kepanitiaan untuk suatu kegiatan baik itu kegiatan bersekala kecil apalagi besar,haruslah bersifat solid. Ibarat sebuah bangunan , bangunan itu terdiri dari berbagai macam bahan. Bangunan akan kokoh berdiri apabila bahan-bahan yang digunakan itu tepat, artinya tepat guna atau sesuai dengan fungsinya.
Sebelum bangunan berdiri dan tertata rapi, tentu sebelumnya ada perpaduan antara benda-benda bahan bangunan,antara lain pasir, batu, semen, air , besi dan yang paling penting  adalah pekerjanya yang bertugas sebagai motor penggerak.  
Apabila pekerjanya pandai dalam mengoptimalkan pemanfaatan  bahan-bahan bangunan , maka akan menghasilkan bangunan yang kokoh, rapi, bagus ,indah dan tahan lama. Sebaliknya bila pekerjanya sembarangan dalam pengoplosan bahan bangunan , selain hasilyang kurang rapi , terlihat jelek tentu bangunannya menjadi rapuh dan mudah roboh.
Akan tetapi dalam kepanitiaan mppk di kampus STAIP kemaren kepanitiaan yang terbentuk sangatlah aneh.mulai dari mekanisme pembentukannya saja tidak jelas,bagaimana tidak , pihak BEM yang ditunjuk untuk pembentukan kepanitiaan, hanya menunjuk orang-orang yang dekat dengan mereka, bukan orang-orang yang kompeten dan profesional dalam menjalankan tugasnya, meskipun ada akan tetapi itu hanya beberapa orang saja.
Memang dalam pembentukan kepanitiaan pihak BEM mengundang beberapa UKM , adapun UKM yang diundang antara lain,UKM RACANA, seni budaya, olah Raga, LPM, dan lain-lain. Tujuan utama dari pembentukan kepanitiaan yang tersusun dari  beberapa UKM adalah untuk mempererat persaudaraan  antar UKM dan BEM, selain itu juga untuk menampung segala perbedaan  yang ada . dan dengan perbedaan tersebut diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang membangun sehingga kegiatan diharapkan dapat  terlaksana dengan baik  dan dapat memberikan dampak yang positif bagi panitia terutama dan bagi peserta pada umumnya. Bila memang ada benturan dalam perbedaan tersebut, seharusnya ketua panitia yang bertugas sebagai motor  harus mampu mengatasi atau menanggulangi benturan tersebut dengan bijak, bukan malah mengambil putusan secara sepihak  ataupun mengeluarkan anggota panitia yang mempunyai pendapat yang berbeda ataupun kurang disiplin  tanpa ada teguran ataupun peringatan terlebih dahulu. Hal semacam itu menunjukkan bahwa ketidak mampuan ketua panitia dalam mendalami perannya sebagai motor penggerak.
Hal ini dapat dilihat pula dari apa yang ditinggalkan oleh pihak panitia , yaitu karena kurangnya koordinasi dan rasa saling pengertian  serta tanggung jawab, tempat yang digunakan untuk kegiatan MPPK yang tadinya bersih menjadi kotor karena sampah-sampah yang ditinggalkan peserta MPPK tidak dibersihkan oleh paniti selaku penanggung jawab ,hal itu menunjukkan bahwa tanggungjawab panitia sangat kurang. Serta profesionalisme panitia terutama ketua panitianya perlu dipertanyakan.

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons