Sabtu, 25 Juni 2011

Bertekad, Awal Tindakan Mencipta

Komunitas kepenulisan, berbagai bentuk genre fiksi dan non-fiksi, yang belum lama terbentuk di kampus hijjau, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Pati ini, namun sudah berani menerbitkan karya perdana 2010, yaitu Teropong Mahasiswa “TERMA”, berupa Bulletin Kampus, bermula mendahulukan niatan tekad bersama sebagai awal tindakan menciptakan tulisan. Hal sederhana, tapi perlu di uji-cobakan untuk menilai seberapa kuatkah kemunculan rasa tekad tersebut. Tak mudah, namun harus di lakukan kerena selain merasakan juga melihat perkembangan fakta-fakta yang terinformasikan di lingkungan terdekat. Baik di media cetak : Majalah, Tabloid, Koran dan dari Buku-buku terbitan lainnya yang cukup memiliki pedoman untuk dijadikan sumber ide khayalak ramai, maupun di kehidupan maya : terlaris kali ini adalah facebook.
Dari wacana yang menghadirkan kekhawatiran, bukan hanya dari lingkup lingkaran kecil samping kiri belaka, namun melainkan menyeluruh keluasan lingkup samping kanan terpenuhi secara nyata dan benar-benar mensahkan apa yang tercipta. Ini memudahkan hubungan kerja ketika nantinya berasumsi “terakui” sehingga layak di gariskan sebagai jalan informasi. Dan seharusnya dari pertama tidak menyampingkan berbagai pertanyaan yang ringan tercipta terlebih dulu, tapi sebenarnya ke-ikutsertaan bagi keseluruhan akibat keterlibatan menjadi penerima informasi perlu di anggap penting. Akhirnya anggapan itu mudahkan melakukan ketekatan diri terwujud agar suatu tindakan tidak hanya terdengar di telinga belaka.
Sudah saatnya, bagi siapapun yang terlibat atau yang mau terlibat di dalamnya, harus mau menanamkan dan menyiapkan segala untuk didisiplinkan bersama. Pengaruhnya, dari kalangan apapun dan dari mana saja ketika hendak mengutarakan merasa tidak canggung, terasingkan, dan terlebih ikut berpartisipasi mempersiapkan kedepannya. Terlihat jelas, kali ini jika seorang penulis sebut saja jurnalis pemula, warkam (wartawan kampus), mesti terbuka untuk mendapatkan kepekaan, ketermudahan berinteraksi kepada siapapun. Supaya terhindar dari ancaman konflik yang di liput, kekeliruhan data akibat salah faham, begitu juga kurang memperhatikannya tentang sebut nama dan jabatan. Ketidakterlibatan kepentingan bagi siapapun, akhirnya apa yang di informasikan setelah mendapatkannya, bisa memberi pecerahan intelektual diri, disini adalah mahasiswa yang menjadi obyjeknya. Kemudian, nilai yang didapat sangat mudah diterapkan apalagi memiliki pengaruh tinggi maka akan selalu dijadikan acuhan. MM=Birri Zamrock, 2011.

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons