Selasa, 23 Agustus 2011

Semangat Kemerdekaan di Bulan Ramadhan

Enam puluh enam tahun lalu, tepatnya 17 Agustus 1945, Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaanya. Pada peringatan HUT RI ke-66 ini terasa istimewa karena bertepatan dengan bulan Ramadhan yang berarti sama dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Secara filosofis, peringatan HUT pada bulan Ramadhan mengingatkan kita akan arti kemerdekaan dalam bingkai puasa. Puasa pada hakikatnya adalah pembebasan. Pembebasan diri dari penjajahan hawa nafsu dan kolonialisme syaitoni. Rasulullah pernah bersabda “Kita telah kembali dari jihad asghar (kecil) menuju jihad akbar (besar).” Yang dimaksud jihad kecil adalah perang Badar dan jihad besar adalah memeerangi hawa nafsu/puasa di bulan Ramadhan.Hal ini berarti setelah Indonesia lepas dari cengkraman penjajah...

Forum Dosen Artikel

1. Ahmad Fatah, S.Pd.I, M.S.I. Memperkokoh Pesantren Di Era Globalisasi 2. Abd. Aziz, M.Ag. Pendidikan (antara : Membangun, Menghacurkan dan Memperal...

Selasa, 16 Agustus 2011

Memperkokoh Reposisi Pesantren Di Era Globalisasi

Oleh: Ahmad Fatah, S. Pd.I, M.S.I.Pesantren adalah model lembaga pendidikan Islam pertama yang mendukung kelangsungan sistem pendidikan nasional. Secara historis, pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman, tetapi juga keaslian Indonesia. Seperi dikatakan A. Malik Fadjar, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiilki watak indegenous (pribumi) yang ada sejak kekuasaan Hindu-Budha dan menemukan formulasinya yang jelas ketika Islam berusaha mengadaptasikan keislamannya. Sejarah yang mengakar dan panjang inilah yang membuat pesantren memiliki peran dan memberikan kontribusi penting dalam sejarah perkembangan pembangunan Indonesia.Dewasa ini pandangan masyarakat umum terhadap dunia pesantren dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama, masyarakat yang menyangsikan eksistensi...

PENDIDIKAN (Antara: Membangun, Menghancurkan dan Memperalat)

Oleh: Abd. Azis A.      PendahuluanSepintas judul di atas terasa janggal. Ketika kata ‘pendidikan’ diikuti dengan kata ‘membangun’ (pembangunan), logika kita sepakat, artinya di sini tidak dirasakan ada kejanggalan, karena memang sudah seharusnya pendidikan itu membangun, sekurang-kurang terhadap mental dan moral kita. Namun ketika kata ‘pendidikan’ diikuti dengan kata ‘menghancurkan’ --dan atau memperalat-- maka di sinilah kejanggalan itu kita rasakan, karena antara ‘pendidikan’ dan ‘menghancurkan’ adalah a vis a (berlawanan). Berpijak pada statemen tersebut, berarti mengikutkan kata ‘menghancurkan’ pada kata ‘pendidikan’ semakna dengan mengikutkan kata ‘menghancurkan’ pada kata ‘membangun’. Itu adalah sesuatu yang tidak akan terjadi atau terselesaikan. Ibarat...

Senin, 15 Agustus 2011

Kecerdasan Emosional Entrepreneur

Mengapa kecerdasan emosional seorang Entrepreneur juga saya ungkap di artikel ini? Itu karena, saya sendiri ikut merasakan, bahwa kesuksesan bisnis memang sangat berkaitan langsung dengan kecerdasan emosi Entrepreneurnya. Maka, tak ada salahnya kalau faktor kecerdasan emosional itu perlu kita kedepankan. Bahkan, itu mutlak kita miliki. Hal itu, saya pikir juga merupakan langkah tepat di dalam setiap kita ingin meraih keberhasilan bisnis, juga dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang pertama mengenalkan kecerdasan emosional adalah Daniel Goleman. Dalam bukunya “Emotional Intelligence” atau EQ, ia mengungkapkan, bahwa ada 5 wilayah kecerdasan emosi yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi...

Page 1 of 2412345Next

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons