Rabu, 29 Juni 2011

WISUDA TK Al- FALAH MARGOREJO PATI

Margorejo - Rabu , 15 juni 2011 RA. Al-falah desa margorejo kec. Margorejo kab. Pati mngadakan pelepasan wisuda wisudawati sebanyak 63 anak. Acara pelepasan ini dihadiri kurang lebih 200 orang. masing-masing dari wali murid, tamu undangan, pengurus yayasan Al-falah, tokoh masyarakat dan bapak nabiyanto, S.H selaku kepala desa margorejo. Acara ini berjalan dengan tertib, kondusip dan terhitung sangat meriah sebab acara ini dimeriahkan dengan penampilan-penampilan adik-adik kecil dari RA al- Falah sendiri yang meliputi karate,tari,baca puisi,menyanyi dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan.
Acara yang dimuali pukul 08.30 wib itu memberikan gambaran bahwa pendidikan di desa Margorejo telah menciptakan suatu yang positif, dan memberikan contoh mengedepankan pendidkan. Dihari-haridi sebelumya telah diadakan kegiatan-kegiatan lomba yang bersifat mendidik sebagai tujuan untuk mengevaluassekaligus mengembangkan potensi-potensi anak didik yang dimilikinya.

Selasa, 28 Juni 2011

Telapak Senja


Oleh : Muhammad Mubarok

Jiwanya berdesir, sunyi tanpa rasa.
Air sungai masih keruh, sejak senja datang beberapa jam yang lalu. Warna langit sedikit kelam tertutupi mega yang menggantung. Sementara angin menyisir di pucuk dedaunan laksana jemari – jemari lentik perempuan yang sedang menari.
Ia duduk di atas tanggul, di bawahnya mengalir air dengan arus perlahan, yang mungkin memberi ketenangan pada hatinya di saat menemani telapak senja yang masih ada. Seorang pemuda berhati gundah.
Jalan setapak yang biasanya dilewati para penduduk kampung ini, telah ia tempati sebagai singgahan terfavorit ketika masa kecilnya dulu. Banyak peristiwa yang menjadikan kenangan baginya. Sekian lama ia tak kembali menginjakkan kakinya disini, di desa Prawoto. Sebuah desa yang jauh dari perkotaan “Bumi Mina Tani”. Baru hari ini ia datang dengan wajah senja.
Sungai ini tampak indah dengan beberapa tumbuhan yang tumbuh di sekitarnya. Dimasa kanak-kanak, ia sering berjiburan bersama teman-temannya. Sungai ini dijadikan temapt bermain sekaligus juga digunakan warga untuk mencuci pakaian, perabotan rumah tangga. Juga kadang ada orang berjualan kasur yang berhenti sejenak untuk mengambil air, guna membersihkan keringat. Ada juga yang menyisihkan waktu hanya sekedar memancing dengan harapan akan mendapatkan ikan yang banyak. Keceriaan terpancar dari raut wajah mereka yang berada di sungai ini, namun berbeda dengan yang ia rasakan saat ini. Sekarang, ia merindukan perempuan kecilnya.
Sungai yang indah, namun sangat menakutkan pada saat terjadi hujan deras. Sungai akan meluapkan air sehingga menggenangi daratan. Hal itu sangat mengkhawatirkan bila ada anak – anak bermain di sungai ini, karena mereka bisa terpeleset dan tercebur ke dalam sungai.

Sabtu, 25 Juni 2011

Renggong

Oleh : birrizamrock@yahoo.co.id

Air hujan mengguyur pelataran rumah. Bergemuruh merasuk ketelinga. Mungkin pohon pisang di belakang rumah, terhuyung rapuh. Bruuk. Roboh karena sangking kencangnya guyuran angin hujan. Di kandang terdengar ramai. Suara hewan-hewan peliharaanku kencang bersuara, rakaruan kerasnya. Aku cuma berkomentar kepada Emak “ ketakutan karena petir-petir yang keras itu, mungkin?”
Emak hanya mengangguk saja, tak bersuara. Entah karena faham dengan keteranganku atau diam karena takut ketelanya gosong, atau mengamati suara geluduk? Kalo sudah bergitu, Emak membiarkanku untuk mengurusi hewan-hewan itu atau tidak. Di serahkan kepadaku.

Apa itu kebahagiaan?


Oleh : Mukhlis Muhammad*
Hidup merupakan teka-teki dan penuh dengan lika-liku. Ibarat sebagaimana sebuah jalan. Kehidupan pun tidak bisa di tebak, apakah nanti cerah atau tidak. Namun kehidupan yang cerah itu bisa ditempuh dengan cara bersusah payah dan penuh dengan pengorbanan. Bisa kita lihat dilingkungan sekitar kita, sebagai contoh tokoh yang sukses orang-orang yang menimba sebuah pengetahuan dengan sungguh-sugguh.
Orang yang bahagia itu seperti apa sih? Apakah orang yang ketika dipandang kehidupannya mewah? Apa orang yang berpendidikan tinggi? Apakah seperti anak kecil yang setiap paginya selalu memungut sampah namun merasa cukup ?

Bertekad, Awal Tindakan Mencipta

Komunitas kepenulisan, berbagai bentuk genre fiksi dan non-fiksi, yang belum lama terbentuk di kampus hijjau, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Pati ini, namun sudah berani menerbitkan karya perdana 2010, yaitu Teropong Mahasiswa “TERMA”, berupa Bulletin Kampus, bermula mendahulukan niatan tekad bersama sebagai awal tindakan menciptakan tulisan. Hal sederhana, tapi perlu di uji-cobakan untuk menilai seberapa kuatkah kemunculan rasa tekad tersebut. Tak mudah, namun harus di lakukan kerena selain merasakan juga melihat perkembangan fakta-fakta yang terinformasikan di lingkungan terdekat. Baik di media cetak : Majalah, Tabloid, Koran dan dari Buku-buku terbitan lainnya yang cukup memiliki pedoman untuk dijadikan sumber ide khayalak ramai, maupun di kehidupan maya : terlaris kali ini adalah facebook.
Dari wacana yang menghadirkan kekhawatiran, bukan hanya dari lingkup lingkaran kecil samping kiri belaka, namun melainkan menyeluruh keluasan lingkup samping kanan terpenuhi secara nyata dan benar-benar mensahkan apa yang tercipta. Ini memudahkan hubungan kerja ketika nantinya berasumsi “terakui” sehingga layak di gariskan sebagai jalan informasi. Dan seharusnya dari pertama tidak menyampingkan berbagai pertanyaan yang ringan tercipta terlebih dulu, tapi sebenarnya ke-ikutsertaan bagi keseluruhan akibat keterlibatan menjadi penerima informasi perlu di anggap penting. Akhirnya anggapan itu mudahkan melakukan ketekatan diri terwujud agar suatu tindakan tidak hanya terdengar di telinga belaka.
Sudah saatnya, bagi siapapun yang terlibat atau yang mau terlibat di dalamnya, harus mau menanamkan dan menyiapkan segala untuk didisiplinkan bersama. Pengaruhnya, dari kalangan apapun dan dari mana saja ketika hendak mengutarakan merasa tidak canggung, terasingkan, dan terlebih ikut berpartisipasi mempersiapkan kedepannya. Terlihat jelas, kali ini jika seorang penulis sebut saja jurnalis pemula, warkam (wartawan kampus), mesti terbuka untuk mendapatkan kepekaan, ketermudahan berinteraksi kepada siapapun. Supaya terhindar dari ancaman konflik yang di liput, kekeliruhan data akibat salah faham, begitu juga kurang memperhatikannya tentang sebut nama dan jabatan. Ketidakterlibatan kepentingan bagi siapapun, akhirnya apa yang di informasikan setelah mendapatkannya, bisa memberi pecerahan intelektual diri, disini adalah mahasiswa yang menjadi obyjeknya. Kemudian, nilai yang didapat sangat mudah diterapkan apalagi memiliki pengaruh tinggi maka akan selalu dijadikan acuhan. MM=Birri Zamrock, 2011.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons